Kompas.com | Sabtu, 20 Desember 2008 | Perilaku dalam gaya hidup modern dapat berisiko terkena nyeri punggung. Perilaku itu terutama seperti duduk terlalu lama ketika menggunakan komputer, menonton televisi, dan mengemudi kendaraan.
Demikian disampaikan oleh pakar anatomi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Hardhono Susanto, dalam pidato pengukuhan guru besarnya di Gedung Prof Sudharto Undip Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/12). Pidato tersebut berjudul "Nyeri Punggung Akibat Aktivitas Sehari-hari, Kajian Anatomi Fungsional Pencegahan dan Terapi Latihan". Selain Hardhono, Undip juga mengukuhkan Waridin sebagai guru besar di bidang ekonomi.
"Dalam kehidupan modern, orang cenderung lebih banyak duduk dan sedikit bergerak. Ini yang memicu risiko terkena nyeri punggung," ujarnya. Penyakit nyeri punggung yang diteliti Hardhono adalah yang disebabkan mekanik traumatik atau cedera karena gaya yang ditimbulkan bukan akibat osteoporosis atau rheumatik.
Menurut Hardhono, kebiasaan sehari-hari yang banyak terjadi berkaitan dengan nyeri punggung adalah duduk dalam jangka lama atau setidaknya lebih dari 30 menit dan mengangkat beban berat.
"Tekanan pada tulang belakang ketika duduk dan bergerak mengangkat beban lebih besar dibanding ketika berdiri," ujarnya. Selain itu, desain kursi yang tidak sesuai dengan postur atau ergonomis juga berpotensi menyebabkan nyeri punggung.
Hardhono menyebutkan, nyeri punggung banyak menyerang kalangan usia produktif atau antara usia 25-50 tahun. Bahkan, sekitar 70-80 persen penduduk Indonesia pernah terkena nyeri punggung.
Perubahan postur
Nyeri punggung yang terlalu lama dibiarkan, lanjut Hardhono, akan berakibat pada perubahan postur tubuh si penderita karena perubahan bentuk tulang belakang.
Hardhono menuturkan, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam upaya pencegahan nyeri punggung, antara lain, pemakaian perabot yang ergonomis, kesadaran memperbaiki posisi duduk, dan terapi latihan berkala. "Peregangan dan olahraga juga sangat penting untuk mencegah nyeri punggung," ucapnya.
Hardhono Susanto merupakan guru besar Undip yang ke-157 dan Waridin adalah guru besar ke-158. Dalam sambutannya, Rektor Undip Susilo Wibowo menyampaikan harapannya agar kedua guru besar Undip tersebut tidak pernah berhenti belajar sehingga dapat memberi sumbangan seluas-luasnya dalam bidang ilmu masing-masing.
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
AllBlogToolsFacebook comments for blogger brought to you by AllBlogTools.com , Get Yours?
Apart because of this, in addition they don't require high of paperwork quick loans while you could attempt to accomplish this to enable you to become approved to the big sum, putting knowingly fake info on your application is fraud, which may bring about a criminal justice.