Tuesday, June 7, 2011

Leptobrachium Hasseltii Tschudi, Katak Hutan Yang Gemar Memanjat Pohon


www.AstroDigi.com

Wikipedia.org
| Kodok (bahasa Inggris: frog) dan katak alias bangkong (b. Inggris: toad) adalah hewan amfibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Anak-anak biasanya menyukai kodok dan katak karena bentuknya yang lucu, kerap melompat-lompat, tidak pernah menggigit dan tidak membahayakan. Hanya orang dewasa yang kerap merasa jijik atau takut yang tidak beralasan terhadap kodok.

Kedua macam hewan ini bentuknya mirip. Kodok bertubuh pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor (anura: a tidak, ura ekor). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang. Sebaliknya katak atau bangkong berkulit kasar berbintil-bintil sampai berbingkul-bingkul, kerapkali kering, dan kaki belakangnya sering pendek saja, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. Namun kedua istilah ini sering pula dipertukarkan penggunaannya.

www.AstroDigi.com


Bangkong serasah atau katak serasah adalah sejenis kodok dari suku Megophryidae. Nama ilmiahnya adalah Leptobrachium hasseltii Tschudi, 1838. Nama lainnya dalam bahasa Inggris adalah Hasselt’s litter frog; dinamai demikian sebagai penghargaan kepada J.C. van Hasselt, seorang ahli dan naturalis yang bekerja di Hindia Belanda (Indonesia pada masa penjajahan Belanda).

www.AstroDigi.com


Bangkong yang bertubuh sedang, antara 50-70 mm. Jantan umumnya lebih kecil daripada yang betina. Gendut pendek dengan kepala bulat dan besar, lebih besar daripada tubuhnya; mata besar dan melotot.

www.AstroDigi.com


Dorsal (bagian punggung) berwarna coklat abu-abu kebiruan atau keunguan (fase gelap), atau keemasan (fase terang). Terdapat bercak-bercak bulat telur berwarna gelap yang terletak simetris, tepi luar bercak berwarna keemasan. Coreng hitam berjalan dari ujung moncong hingga mata, dan dilanjutkan di bawah lipatan supratimpanik hingga ke pundak. Iris berwarna gelap kehitaman.

www.AstroDigi.com


Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu hingga kehitaman di perut, berbintik-bintik putih.

Tangan dan kaki bercoret-coret gelap. Selaput renang hanya terdapat di kaki, pendek.

Kebiasaan dan Penyebaran

Bangkong ini hanya didapati di hutan, kebanyakan di pegunungan, terutama di tempat yang tidak jauh dari sungai. Aktif di malam hari (nokturnal), bangkong serasah tidur di siang hari atau bersembunyi di balik serasah hutan. Dengan kaki yang pendek, kodok ini melompat pendek-pendek dan sering pula merayap perlahan-lahan di kayu atau batu dengan tubuh diangkat.

Kodok jantan berbunyi-bunyi di malam hari di atas tumpukan serasah, tepian sungai, atau bebatuan di dekat aliran air. Terkadang sambil membersihkan sisi belakang tubuhnya. Suaranya parau lemah, wuaak.. wak..wak..wak.. bersahut-sahutan.

Sebelumnya, Leptobrachium hasseltii diduga menyebar luas di Dangkalan Sunda hingga ke Semenanjung Malaya, Sumatra dan Borneo. Akan tetapi kini diketahui menyebar terbatas hanya di Jawa, Madura, Bali hingga Kangean. Leptobrachium di ketiga wilayah yang pertama dipastikan berjenis lain, seperti Leptobrachium pullum dan Leptobrachium hendricksonii (Malaysia) dan Leptobrachium abbotti, Leptobrachium gunungensis dan Leptobrachium montanum (Borneo). Sementara populasi di Sumatra masih perlu ditetapkan.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

Comments :

0 comments to “Leptobrachium Hasseltii Tschudi, Katak Hutan Yang Gemar Memanjat Pohon”


Post a Comment