Sunday, March 7, 2010

Putih Telur Bisa Atasi Alergi Telur pada Anak


www.AstroDigi.com

Tribun-timur.com | Sabtu, 6 Maret 2010 | Alergi telur sering dialami anak-anak. Untuk menghindari alergi telur biasanya disarankan tidak makan telur. Tapi kini peneliti telah menemukan cara jitu untuk mengatasi alergi telur yakni dengan memberikan putih telur dalam dosis yang dinaikkan.

Studi yang dilakukan Hopkins Children di AS menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi telur dengan dosis protein yang lebih tinggi ternyata dapat mengatasi alergi telur yang dialaminya.

Penemuan telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Allergy, Asthma & Immunology pada 2 Maret 2010 seperti dilansir Indiavision, seperti diberitakan detikhealth.

Penemuan sebelumnya di Hopkins Children juga menunjukkan pendekatan yang sama. Penemuan tersebut dikenal dengan oral immunotherapy, yang telah berhasil digunakan untuk mengobati alergi susu pada anak.

Beberapa anak dalam penelitian alergi susu ini telah berhasil mengatasi keadaan mereka dan banyak yang mengalami gejala alergi lebih ringan setelah diterapi. Kini para peneliti melaporkan hasil yang sangat menggembirakan pada anak-anak alergi yang terhadap telur.

"Seperti yang kita lihat pada pasien dengan alergi susu sebelumnya, oral immunotherapy untuk anak alergi telur bekerja dengan cara yang sama, tapi dengan pelatihan sistem imun yang perlahan untuk menolerir alergen yang menyebabkan reaksi alergi," kata Robert Wood, MD, direktur Allergy & Immunology di Hopkins Children.

Para peneliti mengatakan hasil awal ini membutuhkan pemantauan jangka panjang terhadap pasien. Mereka juga memperingatkan bahwa oral immunotherapy dapat dilakukan hanya terhadap alergi pediatrik yang terlatih.(nda)

Jangan Pakaikan Bantal

BAYI yang baru lahir sebenarnya tidak dianjurkan menggunakan bantal. Bayi yang baru keluar dari kandungan ibu akan merasa nyaman tidur jika posisinya datar. Kapan baiknya bayi boleh menggunakan bantal?

Bantal merupakan salah satu fasilitas tidur yang penting. Orang yang terbiasa tidur memakai bantal akan merasa sakit dan kaku lehernya jika tidak menggunakannya. Tapi berbeda halnya pada anak-anak, penggunaan bantal saat tidur tergantung dari usia dan tempat dimana mereka tidur.

"Bayi yang berusia di bawah 2 tahun tidak dianjurkan untuk menggunakan bantal, meskipun sudah terdapat dalam satu set perlengkapan tidur. Ini disebabkan hal tersebut akan mengurangi kenyamanannya dan mengganggu waktu tidurnya," ujar Judith Owens, seorang ahli pediatric sleep, seperti dikutip dari Babycenter, seperti dilansir detikhealth, Jumat (5/3).

Selain itu anak usia tersebut belum membutuhkan dukungan untuk menyokong kepalanya dan yang lebih penting dapat menimbulkan risiko anak tercekik di bawah bantal. Sebagian besar penelitian juga menunjukkan bahwa bantal biasanya bukan suatu barang yang harus digunakan oleh anak dibawah usia dua tahun.

Karena itu sebaiknya orangtua mulai memperkenalkan bantal pada anaknya ketika sudah berusia di atas 2 tahun. Namun jika anak dapat tidur nyenyak tanpa menggunakan bantal, orangtua tak perlu memaksanya dan bisa mulai memperkenalkannya secara bertahap.

Jika ingin mulai memperkenalkan bantal, usahakan menggunakan bantal khusus untuk bayi atau anak-anak dan bukan bantal orang dewasa. Bentuk dan posisi bantal yang tidak tepat bisa menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit pada leher bayi, akibatnya bayi juga bisa mengalami demam.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)