Thursday, January 28, 2016

Biar Cepat Asal Selamat

www.AstroDigi.com AstroDigi.com | Kamis, 28 Jan 2016 | Ada 2 jargon yang paling populer terkait dengan keselamat berkendara yang sering diucapkan dan biasanya malah ditampilkan di spanduk atau stiker agar dapat terlihat dan terbaca jelas oleh pengendara, kedua jargon populer tersebut adalah:
1.Utamakan selamat
2.Biar lambat asal selamat

Kedua jargon ini menggunakan kata “selamat” sebagai kata intinya. Karena memang tujuannya untuk mengingatkan pengendara agar selamat sampai di tempat tujuan. Untuk jargon pertama OK lah, keselamatan memang harus diutamakan. Tapi untuk jargon yang kedua, tampaknya di era global dengan persaingan ketat seperti sekarang sudah tidak relevan lagi jargon “biar lambat asal selamat”.

Mereka yang lambat akan tertinggal, mereka yang lambat akan mendapati banyak kesulitan dalam bersaing. Tapi buat apa cepat kalau kemudian tidak selamat, betul kan? Tapi apakah cepat sudah pasti tidak selamat? Untuk mengulasnya terlebih dahulu mari kita samakan persepsi untuk membedakan antara:
1.Ngebut
2.Cepat

Ngebut .. Artinya anda berkendara melebihi kecepatan yang dianggap wajar. Meskipun “wajar” ini relatif tapi standarnya jelas, artinya batas yang bisa diterima dan ditoleransi oleh banyak orang. Misalnya anda bekendara di jalan tol yang kebetulan sedang lancar dan anda berada di lajur paling kanan, maka kecepatan 100 km/jam pun tidak masuk kategori “ngebut”.

Sebaliknya apabila anda berkendara dengan kecepatan 10 km/jam di gang atau jalan sempit, dimana kebetulan banyak anak-anak bermain, kecepatan seperti itu sudah masuk kategori “ngebut” dan membahayakan keselamatan.

Cepat .. Artinya kecepatan tinggi. Jadi cepat tidak kemudian bisa diartikan sebagai ngebut, dimana penjelasannya sama seperti kedua contoh yang saya uraikan diatas dengan perbandingan antara berkendara di jalan tol dan berkendara di jalan sempit atau gang.

Berkendara ngebut adalah berbahaya dan cara seperti ini jelas tidak mengutamakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Berkendara cepat selama situasi memungkinkan, misalnya kecepatan rata-rata kendaraan di lajur yang kita ambil adalah 50 km/jam maka kecepatan yang sesuai untuk kita adalah 50 km/jam juga, karena kalau terlalu lambat, kita akan menghalangi pengendara lain.

Demikian pula kalau kita mengemudi di lajur dimana rata-rata kendaraan di lajur itu kecepatannya adalah 80 km/jam, maka pada kecepatan itu pulalah yang pantas dan wajar kita ikuti. Maka pilih lajur yang sesuai dengan kecepatan yang kita inginkan. Biasanya di jalan raya yang terbagi beberapa lajur, jalur sebelah kiri yang paling tepi biasanya diisi oleh kendaraan lambat, lajur kanan diisi oleh kendaraan yang lebih cepat.

Jadi berkendara dengan cepat bisa juga selamat bukan? Jadi yang penting berkendaralah dengan cara yang benar. Hal ini juga berlaku pada hal-hal yang lain, anda bisa bekerja dengan cepat namun dengan tetap menjaga keselamatan.

Amit Kalantri, seorang motivator dari India pernah mengucapkan: “Doing better is creativity, doing faster is creativity, doing smarter is creativity, doing right is creativity.” Dimana menurutkan melakukan sesuatu dengan cepat adalah bagian dari kreatifitas.
Motivator lainnya, John Wooden berkata: be quick don’t hurry”.  Yang maksudnya adalah jadilah sesuatu yang cepat bukan sesuatu yang tergesa-gesa (ngebut)

Jadi untuk memenangkan persaingan sudah saatnya kita berpegang pada jargon “biar cepat asal selamat” :-)

 www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

Comments :

0 comments to “Biar Cepat Asal Selamat”


Post a Comment