Saturday, February 20, 2016

Beginilah Asal Muasal Prangko

www.AstroDigi.com AstroDigi.com | Sabtu, 20 Feb 2016 | Prangko mungkin sebentar lagi akan menjadi benda yang merupakan bagian dari sejarah. Karena seiring dengan kemajuan teknologi, kehadirannya sudah tidak banyak diperlukan lagi. Saat tulisan ini dibuat pengiriman berita lewat surat sudah merupakan cara yang sudah usang dan kuno. Ada HP bertebaran dimana-mana bahkan sampai ke pelosok desa membuat surat menyurat hanya didominasi oleh instansi, institusi dan perusahaan untuk mengirimkan laporan dan dokumen resmi lainnya.

Hanya segelintir orang saja yang masih berkirim terima surat untuk keperluan pribadi. Padahal pada masa dimana biaya telepon interlokal masih mahal dan HP belum ditemukan, surat merupakan pilihan utama untuk mengirimkan kabar dari satu lokasi ke lokasi lain yang berjauhan.

Ada tiga komponen surat pada umumnya:
1.    Kertas surat
2.    Amplop
3.    Prangko

Kertas surat adalah media untuk menulis kabar, amplop sebagai wadahnya dan prangko sebagai alat pembayaran biaya pengiriman.
Pada tahun 1985 kata “prangko” resmi digunakan sebagai kata dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar jadi bukan “perangko”. Tampaknya hal tersebut mengacu pada kata aslinya dalam bahasa latin yaitu “franco”. Kata “franco” ini juga digunakan sebagai istilah untuk mode pengiriman barang hingga sampai ditempat tujuan. Franco sendiri diambil dari nama seorang bangsawan Italia bernama Francesco de Tassis, yang juga seorang pengusaha dalam bidang pengiriman surat, dokumen dan barang.

Prangko yang pertama kali dibuat berdasarkan ide dari seorang bangsawan yang juga seorang pejabat di kantor administrasi kenegaraan di Inggris, bernama Sir Rowland Hill. Sebelum adanya perangko, surat dan dokumen yang dikirim, biaya pengirimannya akan ditanggung oleh penerima surat. Jadi bisa dibayangkan betapa sedihnya seseorang yang kebetulan tidak punya cukup uang kemudian menerima kiriman surat?

Sehingga seringkali banyak orang miskin yang menolak kiriman surat yang ditujukan kepadanya. Entah dengan terus terang mengaku tidak memiliki uang, atau berbohong kepada petugas pengiriman dengan mengatakan bahwa kiriman tersebut salah alamat. Sir Rowland Hill melihat apabila hal seperti ini dibiarkan maka banyak pihak akan dirugikan, karena:

1.    Pengirim surat tidak dapat menyampaikan kabar kepada penerima surat yang menolak surat tersebut
2.    Penerima surat yang tidak mampu membayar tidak dapat menerima kabar dari pengirim surat
3.    Perusahaan pengiriman surat akan rugi karena jasa pengiriman tidak dibayar

Berangkat dari kenyataan tersebut, muncullah ide untuk membenahi sistem keliru yang sudah berlangsung lama tersebut. Dengan sistem yang baru ditetapkan beberapa hal baru, sebagai berikut:

1.    Biaya pengiriman surat ditanggung oleh pengirim surat
2.    Biaya pengiriman dibuat murah dan diseragamkan untuk area tujuan yang sama
3.    Ditempelkan semacam tanda pelunasan kecil sebagai pengganti kuitansi yang ditempelkan pada amplop surat, sebagai tanda bahwa biaya pembayaran pengiriman sudah lunas. Tanda pelunasan kecil inilah yang kemudian kita kenal sebagai PRANGKO

Namun sebelum ide tersebut diterima, Sir Rowland Hill harus menempuh jalan berliku panjang berupa birokrasi kerajaan dan tentangan keras dari para anggota parlemen yang tidak setuju terhadap sistem yang diusulkan oleh Sir Rowland Hill tersebut. Butuh tiga tahun bagi Sir Rowland Hill untuk meng-gol-kan ide bagi sistem pengiriman baru tersebut.

Setelah pada akhirnya usulan tersebut disetujui, terbitlah prangko resmi pertama di dunia pada tanggal 6 Mei 1840. Prangko hitam bergambar wajah ratu Victoria tampak samping dengan nominal 1 penny ini kemudian dikenal dengan The Penny Black.

Pada tahun 1846, Sir Rowland Hill diangkat menjadi sekretaris pada jawatan pos kenegaraan. Ide cemerlangnya mampu mensejahterakan banyak pihak, dan membuat kegiatan berkirim terima surat menjadi kegiatan yang terjangkau oleh segala kalangan. Perusahaan pos juga menjadi perusahaan yang makin maju dan mampu meningkatkan laba dari pendapatan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hingga kini Sir Rowland Hill dianggap sebagai bapak prangko dunia.

Meski tampaknya sederhana, namun ide Sir Rowland Hill, secara langsung maupun tidak langsung menyumbangkan kemajuan signifikan dalam bidang industri, dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Bapak prangko dunia ini meninggal di Hampstead pada tanggal 27 Agustus 1879 dan sesuai dengan jasa-jasanya semasa hidup, Sir Rowland Hill dimakamkan dengan upacara kebesaran nasional di Westminster Abbey, London.

 www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

Comments :

0 comments to “Beginilah Asal Muasal Prangko”


Post a Comment