Banyak orang berpendapat bahwa kepahitan dan kesenangan yang terjadi dan dirasakan saat ini adalah akibat "karma" dari masa lalu. Hal ini bisa jadi "ya" atau "benar" apabila kejadian masa lalu tersebut tidak lepas dari "hukum sebab akibat"
Tetapi ...... kebanyakan orang masih beripikir dengan pola yang sama untuk menghubungkan kejadian sekarang sebagai akibat dari masa lalu pada kasus dimana sebab akibat tidak ada.
Misalnya: orang yang saat ini sakit parah, dianggap sebagai akibat perbuatan semena mena pada orang lain dimasa lalunya.
Pola berpikir semacam ini tentu ada baiknya dianut apabila efektif untuk membuat orang berpikir panjang bila berniat melakukan kejahatan atau hal lain yang merugikan orang.
Saya akan membahas ini dari kacamata logika, dan berpegangan pada hukum sebab akibat yang sudah diatur sedemikian rupa oleh sang Pencipta sebagai bagian dari penciptaan alam.
Ada sebuah contoh kasus dari kejadian yang ada diseputar saya belum lama ini.
Salah seorang famili saya, yang orangnya terkenal saleh, jujur & baik dimasa mudanya, ternyata didera oleh berbagai penyakit diusia tuanya.
Banyak orang yang kemudian mempertanyakan "keadilan Tuhan" terkait dengan kejadian ini. Mereka mempertanyakan, "kok orang yang sudah banyak menolong orang & begitu baik harus mengalami siksaan penyakit seperti ini?"
Ini adalah contoh orang yang begitu meyakini karma tanpa menghubungkannya dengan logika hukum sebab akibat. Secara logika hukum sebab akibat akan berlaku seperti berikut ini: Bila kita menanam bibit jagung akan tumbuh jagung, bila kita menanam bibit mangga akan tumbuh mangga, dan seterusnya, dan seterusnya.
Bila dituliskan menggunakan variabel menjadi: bila kita mengerjakan A akan menghasilkan hasil pekerjaan A, bila kita mengerjakan B akan menghasilkan hasil pekerjaan B, dan seterusnya.
Jadi .... . Bila bekerja secara fokus untuk kaya (punya banyak uang) maka hasilnya kita akan kaya. Artinya jika disebutkan terbalik (akibat baru sebab) maka: Orang menjadi kaya, karena dimasa lalunya dia melakukan usaha yang tepat untuk kaya.
Kembali ke kasus yang menimpa famili saya, kalau menurut pendapat saya Tuhan sudah berlaku sangat adil dengan hukum sebab akibatnya. Famili saya yang saleh & tekun beribadah, saya yakin akan membuat dia ditempatkan di surga oleh Tuhan.
Bagimana dengan penyakit yang dideritanya? Penyakit yang dideritanya adalah akibat dari perbuatannya dimasa lalu yang malas berolah raga, pola makan buruk, dan pelanggaran kesehatan lainnya. Nah .... ini kan hukum SEBAB AKIBAT? Betul kan? Berarti Tuhan sudah berlaku adil dalam hal ini.
Jadi rasanya tidak akan bisa ketemu logikanya bila kita menghubungkan ibadah dan kesalehan sebagai SEBAB & penyakit sebagai AKIBAT.
Coba saja kita lihat banyak orang orang pada jabatan yang strategis pada masa lalunya, dan melakukan kejahatan & tindak pidana, sehingga ia menjadi kaya pada masa tuanya. Nah .... kejadian semacam ini banyak terjadi kan?
Jadi apakah Tuhan kemudian kita tuduh tidak adil dalam kasus diatas? Jawabnya ADIL!! Orang jadi kaya karena berusaha kaya (meskipun caranya menyimpang aturan agama).
Jadi untuk kaya orang tidak harus saleh & tekun ibadah, asal berusaha dengan sungguh sungguh untuk kaya, ya bisa berhasil kaya. Bagaimana dengan perbuatannya yang meninggalkan ibadah? Ya akibatnya adalah Tuhan akan menempatkannya di neraka.
Jadi secara hukum sebab akibat dapat dijelaskan dengan contoh contoh sebagai berikut:
Tekun ibadah >> surga
Rajin olah raga & menjaga kesehatan >> sehat diusia lanjut
Makan >> kenyang
Belajar komputer >> jago komputer
Dan seterusnya, dan seterusnya.
Sekian artikel kali ini, semoga memberikan manfaat have a nice day
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
AllBlogToolsFacebook comments for blogger brought to you by AllBlogTools.com , Get Yours?
Ijin share ya gan,!