Nationalgeographic.co.id | Jan 2010 | Amanda Kitts dikerumuni anak-anak umur empat dan lima tahun saat masuk ruang kelas. "Halo anak-anakku sekalian, bagaimana kabar kalian hari ini?" ujarnya sambil menepuk pundak dan mengacak-acak rambut mereka. Wanita ramping dan energetik itu sudah hampir 20 tahun menjalankan tempat penitipan anak. Dia berjongkok untuk berbicara dengan seorang gadis kecil, sambil meletakkan tangannya di lutut. "Tangan robot!" jerit beberapa anak.
“Ingat saya bisa bersalaman?” tanya Kitts, sambil mengulurkan tangan dan memutar pergelangan. Seorang anak laki-laki menyambut dengan ragu untuk menyentuh jemari Kitts. Yang disentuhnya adalah jari plastik-warna-daging yang agak tertekuk ke dalam.
Di dalamnya ada tiga motor, rangka logam, serta jaringan elektronik canggih. Pangkal tangan palsu itu berupa mangkok plastik putih di pertengahan biseps Kitts, membungkus potongan lengan; nyaris hanya itu yang tersisa dari lengannya yang hilang akibat kecelakaan mobil pada 2006.
Nyaris, tetapi masih ada sisa yang lain. Di dalam otak Kitts, di luar tingkat kesadarannya, masih ada gambaran tangan yang utuh, “tangan hantunya”. Apabila Kitts berpikir tentang menekuk sikunya, hantu itu bergerak. Impuls yang mengalir dari otaknya ditangkap oleh sensor elektrode di mangkuk putih dan diubah menjadi sinyal yang menggerakkan motor, lalu siku buatan itu pun menekuk.
“Aku tidak benar-benar memikirkannya. Tinggal digerakkan saja,” ujar wanita 40 tahun yang menggunakan lengan model standar itu maupun yang lebih eksperimental dengan kontrol yang lebih baik. “Setelah kecelakaan, saya merasa merana dan tidak mengerti mengapa Tuhan menimpakan hal seperti ini. Sekarang saya selalu senang karena mereka terus memperbaiki lengan ini. Suatu hari nanti tangan saya akan dapat merasa lagi dan dapat bertepuk tangan seirama dengan lagu yang dinyanyikan anak-anak asuhan saya.”
Kitts merupakan saksi hidup bahwa, walaupun daging dan tulang rusak atau hilang, saraf dan bagian otak yang dulu mengendalikannya masih terus hidup. Dengan elektrode mikroskopis dan keajaiban pembedahan, dokter telah mulai menghubungkan bagian ini di pasien lain ke perangkat seperti kamera, mikrofon, dan motor. Hasilnya, yang buta dapat melihat, yang tuli dapat mendengar, dan Amanda Kitts dapat melipat baju.
Mesin yang mereka gunakan disebut prostesis neural atau dengan makin nyamannya para ilmuwan dengan istilah yang dipopulerkan penulis fiksi ilmiah bionik. Eric Schremp yang lumpuh tangan dan kakinya sejak patah leher saat terjun di kolam renang pada 1992 kini memiliki perangkat elektronik di bawah kulit yang membantunya menggerakkan jari untuk memegang garpu.
Bersambung . .
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
AllBlogToolsFacebook comments for blogger brought to you by AllBlogTools.com , Get Yours?
Comments :
0 comments to “Para Manusia BIONIC (Bukan Di Film!) - Part 1”
Post a Comment