Sunday, March 13, 2016

Belajar Dari Pengalaman Dan Iklim Kompetisi Perusahaan Handphone Dunia

www.AstroDigi.com AstroDigi.com | Minggu, 13 Mar 2016 | Kalau kita mengikuti perkembangan dari teknologi HP (handphone) dan juga smartphone (telepon pintar, HP dengan fitur multimedia, aplikasi office, dan juga berbagai aplikasi penunjang aktifitas lainnya), maka kita akan dapat melihat silih berganti pemain utama yang bertengger di puncak tangga penjualan.

Di awal masa pertumbuhan HP, yaitu pada sekitar tahun 1999 hingga 2002 merek Ericsson menguasai pasar, meski harus bersaing ketat dengan produk unggulan lainnya seperti Siemens, Nokia, Alcatel, Motorolla, Hewlett Packard, dan berbagai merk lainnya. Kemudian perlahan namun pasti, sejak 2003 Nokia mulai tumbuh dengan berbagai varian HP yang pada masa itu paling “user friendly”, menggeser kedudukan Ericsson dari singgasana puncak penjualan.

Keterlambatan Ericsson dalam mengubah fitur tombol-tombolnya yang tidak nyaman apabila digunakan untuk berkirim SMS, adalah salah satu faktor turunnya penjualan Ericsson secara drastis. Nokia memanfaatkan kemenangannya dengan terus berinovasi dengan model-model HP yang lebih baru dan trendi, sehingga penguasaan pasar makin kuat.

Salah satu strategi Nokia yang terbilang cukup bagus adalah, tidak terlalu banyak membuang waktu untuk bereksperimen, produk yang terbilang sudah cukup layak untuk dipasarkan akan diluncurkan dalam versi “beta”, mirip seperti peluncuran software. Produk yang gagal akan diganti dengan produk yang sudah direvisi.

Konsumen dalam hal ini seolah terlibat dalam proses QC (quality control) dari produk Nokia, meski demikian strategi ini berhasil, meski ada produk yang kurang sempurna saat sampai ditangan customer, namun kecepatan Nokia dalam memberikan tanggapan, mampu meredam masalah, bahkan kepuasan customer meningkat.

Tahun 2008 saat Barrack Obama mengajukan diri sebagai kandidat presiden Amerika Serikat, penggunaan HP Blackberry dan sosial media Facebook merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan suara saat pemilihan. Maka sebagai imbasnya, saat tahun Obama terpilih sebagai presiden Amerika Serikat, Blackberry dan Facebook langsung meroket popularitasnya.

Meski belum menggeser Nokia pada posisi puncak, namun di beberapa negara, termasuk Indonesia, Blackberry mampu membayang-bayangi posisi Nokia. Kemudahan Blackberry dengan keypad QWERTY-nya mampu memikat hati para konsumen HP, seandainya saja harga Blackberry tidak terlampau mahal, artinya terjangkau oleh kalangan menengah bawah juga, maka bisa dipastikan Blackberry akan menggeser posisi Nokia.

Memasuki tahun 2009 pertarungan menjadi kian sengit dengan masuknya berbagai produk HP dari negeri Cina, dengan merek-merek seperti Nexian, ZTE, Haier, Huawei dan lain sebagainya. Dengan jeli para produsen HP Cina melihat bahwa animo konsumen untuk memiliki HP dengan keypad QWERTY begitu besar.

Dengan meluncurkan produk HP murah dengan keypad QWERTY maka sebagian besar pasar beralih ke produk Cina. Blackberry kemudian meluncurkan produk HP murah, dengan harga dibawah 1 juta, pada tahun 2012, sebuah keputusan yang sangat terlambat, yang membawa karena dominasi HP murah buatan Cina sudah terlalu kuat untuk didobrak, dan produk Cina pun memiliki kualitas yang cukup terjamin.

Apalagi sejak tahun 2008 produk iPhone mulai menggerogoti pasar konsumen HP kelas atas yang tadinya merupakan pasar dari Blackberry. iPhone merebut pasar dengan keunggulan layar sentuhnya, teknologi yang pada masa itu masih baru. Sekali lagi dalam hal ini Blackberry juga terlambat dalam berinovasi, HP layar sentuh baru masuk ke pasar pada tahun 2011 akhir.

Samsung, yang merupakan HP dengan penjualan yang pada masa itu (2008) masih dibawah Nokia, Blackberry dan iPhone, mulai berinovasi dengan mengikuti jejak kesuksesan iPhone dengan meluncurkan Galaxy Tab, yang menggunakan OS Android buatan Google. Galaxy Tab 7.0 generasi pertama diluncurkan pada tahun 2010 dan langsung menggebrak pasar, dan menggeser posisi iPhone di pasar konsumen smartphone kelas atas.

Sukses Samsung dengan HP ber-OS Android ini kemudian disusul dengan varian produk lainnya yang seolah tanpa henti menghasilkan produk berkualitas, dengan fitur menawan, kaya aplikasi dan kamera serta multimedia kelas atas, membuat Samsung semakin kuat mencengkeram pasar dan pelan namun pasti mulai 2012 Samsung duduk di puncak penjualan.

Ada beberapa hal yang patut dicatat dari perebutan posisi puncak penjualan ini yaitu:

  1. Mereka yang terlambat dalam mengantisipasi kelebihan dari kompetitor akan kalah dalam kompetisi, Ericsson yang berada dalam posisi puncak, terlambat bereaksi terhadap keunggulan keypad “user friendly” Nokia. Blackberry terlambat dalam mengeluarkan produk harga terjangkau.
  2. Jeli dalam melihat kebutuhan pasar, dan terus berinovasi merupakan salah satu kunci sukses dalam memenangkan kompetisi.
  3. Meniru produk sukses dari penguasa pasar dapat digunakan sebagai landasan dalam berinovasi, dan seperti yang disebutkan dalam point (2), inovasi merupan salah satu kunci sukses dalam memenangkan kompetisi. Samsung bukan pioneer untuk produk tab maupun HP layar sentuh, namun dengan pintar Samsung meniru iPhone dan iPad dengan fitur yang lebih kaya dan harga lebih terjangkau, dengan cara ini Samsung memenangkan kompetisi.

Mereka yang berkecimpung dalam bisnis dan berada di level pengambil keputusan, akan sangat bermanfaat untuk memetik pelajaran berharga dari kompetisi di bisnis HP, karena pada dasarnya hukum pasar tidak pernah jauh berbeda antara produk masal yang satu dengan produk masal lainnya.

Akhir kata semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca, selamat beraktivitas .. Have a nice day :-)

 www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

Comments :

0 comments to “Belajar Dari Pengalaman Dan Iklim Kompetisi Perusahaan Handphone Dunia”


Post a Comment