Detikhealth.com | Rabu, 15 Mei 2010 | Rafael merupakan salah satu pasien yang berhasil melakukan transplantasi atau cangkok wajah parsial di dunia. Dengan sukacita ia akhirnya menampakkan wajah barunya ke hadapan dunia.
Pria asal Spanyol yang memiliki nama cukup singkat ini, menderita kelainan wajah sejak lahir karena penyakit
neurofibromatosis tipe 1, yang sebelumnya dikenal sebagai penyakit von Recklinghausen, yaitu masalah genetik yang menyebabkan sel tumbuh abnormal. Dia memiliki tumor jinak pada dua pertiga wajahnya.
"Tidak ada pilihan lain, kecuali dengan rekonstruksi jaringan transplantasi dari donor mati," kata ahli bedah Dr Tomas Gomez Cia, yang memimpin tim transplantasi, seperti dilansir dari Dailymail, Rabu (5/5/2010).
Sebelumnya, seorang ahli bedah di Barcelona telah melakukan transplantasi wajah penuh pertama di dunia. Seorang petani yang wajahnya rusak dalam penembakan kecelakaan lima tahun yang lalu adalah pasien di Vall d'Hebron Hospital.
Tim yang beranggota 30 orang melakukan operasi wajah penuh selama 24 jam akhir Maret lalu. Tapi pasien tersebut belum teridentifikasi.
Rafael merupakan orang kedua di Spanyol dan orang kesembilan di dunia yang berhasil menerima transplantasi wajah parsial.
Isabelle Dinoire adalah orang yang melakukan transplantasi wajah pertama kali di dunia pada November 2005 di Prancis. Wajah aslinya telah rusak oleh anjing kesayangannya.
Empat transplantasi wajah parsial telah dilakukan di Prancis, dua di Amerika Serikat dan satu di China. Transplantasi wajah parsial pertama terjadi di Spanyol
"Saya merasa sangat senang dan bahagia. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga donor dan tim medis," ujar Rafael dalam acara konferensi pers di sebuah rumah sakit di Sevilla, dengan didampingi oleh ibu dan saudaranya Belen Juana.
Rafael muncul di hadapan media di Rumah Sakit Virgen del Rocio di selatan kota, di mana ia menjalani operasi selama 30 jam pada tanggal 26-27 April 2010.
Walaupun kini telah keluar dari rumah sakit, Rafael masih merasakan sakit dan wajahnya terasa panas dingin. Tapi Rafael sudah bisa bercukur, meskipun wajahnya masih terlihat bengkak.
Rafael masih kesulitan untuk berbicara lancar, karena ia diperkirakan baru akan dapat mengendalikan lidahnya setelah tiga bulan ke depan.
"Setelah konferensi pers ini, tolong tinggalkan saya, keluarga dan teman-teman saya agar kami bisa hidup tenang," pinta Rafael pada wartawan.
Para dokter mengatakan transplantasi melibatkan jaringan donor yang diterima pasien, yang akan membuat dua pertiga dari wajahnya menurun.
Bagian pertama dari transplantasi yaitu pemindahan jaringan wajah, pembuluh darah dan ujung saraf dari donor. Bagian kedua yaitu memasangkannya dengan pasien transplantasi.
Dokter juga mengatakan, reseptor tidak berakhir dengan wajah pendonor, karena jaringan tersebut menyesuaikan diri dengan struktur tulang reseptor.
Rafael menghabiskan waktu lima minggu dalam perawatan intensif dan satu minggu di unit luka bakar sebelum akhirnya dipindahkan ke ruang rawat inap biasa pada tanggal 15 Maret.
"Sensitifitas bibir dan pipi Rafael telah kembali pulih. Dia sudah bisa membedakan antara panas dan dingin, dan bahkan ia sudah mulai bercukur. Sesuatu yang tak bisa ia lakukan sebelumnya karena sakit," kata Dr Juan David Gonzalez Padilla, direktur operasi maksilofasial di Virgen del Rocio Hospital.
Menurut Dr Gonzalez, Rafael juga sudah bisa menelan secara normal, dan dalam tiga bulan ia akan normal sepenuhnya.
Ketika melihat wajahnya pertama kali di cermin pasca operasi, Rafael mengaku ia tidak tampak seperti raksasa. Ia bahkan mengaku tampak lebih muda.
"Rafael adalah orang yang berani. Cukup sulit bagi kami untuk bisa muncul di hadapan kamera, maka Anda semua dapat membayangkan bagaimana perasaan Rafael," kata Dr Tomas Gomez Cia.
Dan menurut Dr Gomez Cia, tim bedah plastik menghabiskan waktu satu tahun pelatihan untuk melakukan operasi pada mayat, dengan bantuan simulator komputer 3 dimensi
www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)
AllBlogToolsFacebook comments for blogger brought to you by AllBlogTools.com , Get Yours?
semakin maju saja,,ilmu kedokteraan
Mudah2an kedepannya makin banyak lagi pasien yang bisa tertolong berkat kemajuan teknologi ini :)