Saturday, May 19, 2012

Goujian, Raja Yang Pernah Menjadi Budak Dan Memakan Kotoran Manusia


www.AstroDigi.com

Wikipedia.org | Raja Goujian dari Yue (465 SM) adalah seorang raja muda feodal yang berkuasa atas negara Yue (sekarang Zhejiang) pada zaman musim semi dan musim gugur, Dinasti Zhou. Ketabahannya menghadapi cobaan ketika menjadi tawanan di negara Wu hingga akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan membuat namanya dikenang sepanjang masa.

Goujian adalah keturunan Yu, pendiri Dinasti Xia, dinasti pertama Tiongkok. Dia mewarisi tahta setelah ayahnya, Raja Yunchang mangkat tahun 496 SM. Ketika baru saja naik tahta, Raja Helu dari Wu menyatakan perang terhadap Yue dengan alasan membalas dendam pada negara Yue karena dulu Raja Yunchang pernah memberi bantuan pada adik Raja Helu yang memberontak terhadapnya.

www.AstroDigi.com


Helu memakai kesempatan di saat rakyat Yue berduka karena kematian rajanya ini untuk menyerang negara itu. Dalam situasi genting itu, istrinya, Ratu Jiyu merekomendasikan seorang ahli strategi, Fan Li. Dengan bantuan Fan Li, pasukan Yue berhasil mengalahkan Wu dalam pertempuran Zuili bahkan Raja Helu tewas karena luka-lukanya.

Kemenangan di Zuili membuat Goujian mabuk kemenangan, dia kini sering terlibat pesta pora dan sibuk menerima hadiah padahal di saat yang sama Raja Fuchai dari Wu yang menggantikan Helu sedang melakukan persiapan untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Tahun 494 SM, pasukan Wu kembali menyerang Yue.

Goujian dengan gegabah menyambut serangan musuh tanpa mengindahkan saran Fan Li. Akhirnya pasukannya dikalahkan di Fujiao dan dia sendiri harus melarikan diri ke Gunung Huiji, disana pasukan Wu mengepungnya dengan ketat. Situasi ini akhirnya memaksanya untuk menyerah dan melakukan negosiasi damai dengan Wu.

Menjadi budak di Wu

Raja Fuchai menghukumnya dengan menjadikan Goujian dan istrinya budak selama tiga tahun di negeri Wu. Merasa terhina Goujian hampir melakukan bunuh diri namun Fan Li dan Wen Zhong mencegahnya, mereka membujuknya agar bersikap tegar demi kelangsungan hidup negaranya. Dengan berat hati akhirnya Goujian menerima hukuman itu. Dia menyerahkan urusan dalam negri untuk ditangani Wen Zhong sementara dia bersama istrinya dan Fan Li berangkat ke Wu untuk menjadi budak.

Setiba di hadapan Fuchai, dengan penuh rasa hina Goujian menyembahnya sebagai tanda ketaatan. Fuchai menghinanya di depan para pejabat Wu. Jendral veteran Wu Zixu menuntut agar Goujian dihukum mati karena masih berbahaya, namun Fuchai lebih mendengar perkataan mentrinya yang korup Bo Pi agar tidak menghukum mati mereka. Ini juga berkat jasa Fan Li yang sebelumnya telah menyogok Bo Pi dengan uang dan wanita cantik.

Di negara Wu, ketiganya benar-benar direndahkan, mereka tinggal di kandang kuda dan harus menjalani pekerjaan kasar setiap hari. Goujian pernah disuruh berlari mengikuti kereta kuda yang ditumpangi Fuchai dan istrinya pernah dipaksa tidur dengannya.

Ejekan dari Fuchai, pejabatnya dan rakyatnya seperti pisau yang dihujamkan ke dadanya., walau demikian dia bersikap diam saja seolah-olah patuh pada Fuchai. Ketika Fuchai sakit, Goujian mengaku bisa menganalis penyakit dengan mencicipi kotorannya. Maka dengan menahan aib dan jijik dia mengambil kotoran Fuchai untuk dicicipi. Setelah sembuh Fuchai memaafkan Goujian karena sudah tidak menganggapnya ancaman.

Kembali ke Yue

Sekembalinya dari Wu, Goujian membenahi negaranya yang terpuruk karena perang. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di belakang istana dan tidur beralaskan jerami. Sebelum makan dia selalu mencicipi empedu babi untuk mengingatkannya pada penderitaan yang pernah dialami.

Prajurit yang berjaga di depan pintu masuknya setiap beberapa jam sekali akan berseru, “Goujian jangan lupakan penghinaan oleh Fuchai !” dan dia akan merespon dengan, “Aku tidak akan lupa !”. Dengan begitu semangatnya untuk bekerja keras dan membalas dendam selalu menyala. Dia terus berusaha membangun dan memperkuat Yue. Sambil berpura-pura tetap taat pada Wu dengan mengirim upeti setiap tahunnya, Goujian juga diam-diam membangun kekuatan militernya.

Tahun 482 SM, Goujian telah berhasil memulihkan negaranya dan siap melakukan pembalasan setelah 12 tahun menunggu. Goujian mengambil kesempatan saat Fuchai sedang memimpin ekspedisi ke negara Jin yang letaknya jauh untuk menyerang Wu. Pasukan Yue berhasil memasuki Gusu, ibukota Wu yang hanya dijaga Pangeran You, putra mahkota Fuchai dan prajurit-prajurit yang tua dan lemah.

Pangeran You tertangkap dan melakukan bunuh diri. Pasukan Fuchai yang buru-buru kembali dari Jin pun berhasil dikalahkan. Namun karena kekuatan Wu masih cukup besar, Goujian menerima negosiasi damai yang ditawarkan Wu. Sebuah traktat yang menyatakan Yue lepas dari pengawasan Wu ditandatangani lalu Goujian menarik mundur pasukannya dari Wu.

Membalas penghinaan

Tahun 476 SM, Goujian kembali mengirim pasukannya menyerang Wu yang telah lemah akibat perang dengan negara bagian lain dan kemarau panjang. Raja Fuchai terkepung di Gusu selama tiga tahun. Dia mengirim utusan untuk menawarkan negosiasi damai dengan Goujian. Untuk membalas penghinaannya dulu, Goujian mengatakan pada utusan itu bahwa negosiasi boleh dicapai asal Fuchai bersedia merawat 100 kepala keluarga di Yongtong.

Fuchai yang tidak dapat menahan hinaan ini akhirnya bunuh diri di Gunung Yang setelah sebelumnya sempat kabur dari Gusu yang telah dibanjiri air Danau Taihu. Dengan demikian Wu telah kalah, Goujian memasuki Gusu dan mengeksekusi Bo Pi dan seluruh keluarganya atas tuduhan berkhianat pada negara.

Setelah menaklukkan Wu, Goujian segera menjalin persekutuan dengan negara-negara bagian lain. Dia mengembalikan tanah negara Chu, Song, dan Lu yang pernah direbut Wu untuk merebut simpati mereka. Saat itu tentara Yue telah menguasai daerah Sungai Yangtze hingga bagian timur Sungai Huai. Kaisar Zhou mengangkat Goujian sebagai kepala penguasa feodal bagian timur.

Goujian menghadiahi orang-orang yang pernah membantunya dengan harta berlimpah, namun tak seorangpun diberi tanah. Dia mulai merasa curiga pada mereka, Fan Li yang sudah membaca pikiran Goujian mengundurkan diri dari panggung politik. Perkiraan Fan Li memang tepat karena tak lama kemudian Goujian memaksa Wen Zhong bunuh diri atas tuduhan pemberontakan. Tahun 465 SM, Goujian wafat dan putranya Raja Shiyumenggantikannya.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)